Semuanya
berawal dari ketidaksengajaanku menumpahkan makan siangnya. Waktu itu aku
sedang terburu-buru untuk jajan dikantin. Karena jika terlalu lama untuk datang
kekantin sekolah, nanti keburu banyak yang mengantri dan sampai tidak kebagian
tempat duduk. Untung saja kelasku dekat dengan kantin, sehingga tidak terlalu
jauh untuk sampai dikantin. Kantin sekolahku tepat berada dibelakang kelasku.
Sehingga ada jalan yang berbelok. Aku berlari dibelokkan tersebut. Dan
tahu-tahunya aku terjatuh hamper masuk ke selokan serta sudah ada nasi beserta
lauk-pauknya tumpah tepat di wajahku. Aku menahan malu. Setelah kulihat siapa
yang kutabrak ya ampun ! aku kaget sekali. Ternyata dia adalah teman
seangkatanku akan tetapi aku tidak satu kelas dengannya. Sebut saja namanya Ita.
Aku segera meminta maaf kepadanya. “ tidak Fia, aku yang salah. Seharusnya aku
melihat jalan yang akan kulaui.” “ tidak Ita, aku yang salah. Karena aku tadi
lari dibelokkan ini.” timpalku. Akhirnya aku dan Ita pergi kekantin untuk makan
bersama. Dan diputuskan aku yang bersalah, karena aku berlari dibelokkan serta
menabrak Ita sampai jatuh dan makanannya berhamburan keluar.
Sebagai
gantinya aku membelikan semangkuk bakso untuk menukarkan bekal makan siangnya
Ita. Disela-sela makan, kami saling berbagi cerita satu sama lain. Hingga akhirnya
bel masuk berbunyi. Ternyata rasanya sangat sebentar. Padahal dari awal
istirahat sampai akhir istirahat. Sebelumnya kami sudah mempunyai janji untuk
bertemu kembali di suatu rumah makan pada hari esoknya. Kami pun berpisah
didepan pintu kelasku.
-----
000 -----
Singkat cerita pada jam yang telah ditentukan, kami
bertemu disuatu rumah makan yang mempunyai taman sangat luas. Disana kami juga
kembali bercerita tentang berbagai hal. Serta makan siang disana. Hingga muncul
ide didalam pikiranku untuk belajar bersama yang tempatnya dirumah
masing-masing secara bergantian. Akhirnya Ita pun menyetujuinya.
-----
000 -----
Pulang dari rumah makan aku senang sekali karena
mempunyai sahabat dekat baru. Ialah Ita. Aku juga bercerita mengenai dia kepada
ibuku. “ akan tetapi Fia, kamu jangan pernah membuat kesalahan kepadanya. Karena
siapa yang tahu kalau dia itu mempunyai sifat yang kalau marah itu lama. Nah,
maka dari itu, kamu harus hati-hati”, nasehat dari ibuku. Aku pun hanya bisa
menjawab “ Iya Bu.”.
-----
000 -----
Setelah beberapa lama kita menjalani persahabatan,
ternyata kejadian yang tidak kuinginkan terjadi juga. Setelah giliran belajar
bersama dirumahnya, aku melakukan kesalahan yang tidak kusengaja. Saat aku dan
Ita belajar, aku merasa kakiku pegal. Lalu kuluruskan kedua kakiku. Dan taksengaja
aku mendorong meja terlalu keras. Hingga vas bunga yang ada diatas meja menggelinding
dan akhirnya jatuh dan “ Prakkkk…………………” begitulah bunyinya. PECAH ! aku
berulang kaki mengucapkan kata maafku untuk Ita. Lalu aku menyapu pecahan vas
tersebut dan kubuang di tempat sampah depan gerbang rumahnya Ita. Sesampainya aku
masuk kembali kedalam kamar Ita, Ita memasang muka cemberut. Aku kembali
meminta maaf lagi. Tapi apalah arti aku meminta maaf kepadanya, ketika nasi
sudah menjadi bubur ? dia semakin marah. Karena itu adalah vas bunga koleksinya
sekaligus kesayangannya. Aku lalu pulang. Setelah sampai didepanan gerbang
rumahnya Ita, aku mengamati pecahan vas bunga tersebut. Tiba-tiba aku mendapat
ide. Lalu aku mengambil kembali pecahan vas tersebut dan membawanya pulang. Lalu
aku naik sepedaku lagi sambil terus berangan-angan.
-----
000 -----
Seminggu berlalu. Besok adalah hari dimana Ita
ulangtahun. Akan tetapi ia masih marah kepadaku. Ia belum bisa memaafkanku. Aku
berpikiran begitu sebab beberapa kali aku sempat melihatnya di sedang
memperhatikanku dari jauh. Akan tetapi aku tersenyum kembali. “ akan kubawakan
kado spesial untukmu ta.” Batinku terus berkata. Aku yakin ini pasti berhasil.
-----
000 -----
Sejak dari rumah aku terus berdo’a, semoga saja rencanaku
ini berhasil. Ketika bel pulang sekolah aku buru-buru mendatangi kelas Ita.
Lalu aku ajak dia ketaman kota. Awalnya dia tidak mau. Tetapi setelah kupaksa
dan dengan tampang muka cemberut dia akhirnya mau. Kamipun segera naik sepeda
untuk menuju ketaman kota. Sesampainya disana, kuutarakan maksud baikku “ Ita,
aku mengajakmu kesini untuk memberimu sesuatu.” Ita pun mengerutkan kening “apa
itu?” tanyanya.”tunggu sebentar” jawabku sambil mengambilkan kado untuknya dari
dalam tasku. Lalu kuberikan padanya “bukalah!” dia tidak mengatakan apa-apa dan
menerima kado dariku. Ketika membukanya tampaknya ia sangat kaget. “selamat
ulangtahun ya ta? Semoga panjang umur dan tambah yang baik-baik. Serta dapat
memaafkanku dari semua kesalahanku baik itu disengaja maupun tidak disengaja.” Ucapku.
“sebenarnya aku sudah memaafkanmu semenjak kamu pecahin vas bunga ini
dirumahku. Lalu aku mendapat ide untuk menguji persahabatan kita. Dan akhirnya
berhasil. Terimakasih Fia” tambahnya disela isak tangisnya. “Terimakasih juga
Ita, kamu telah memaafkan aku. Sebenarnya ide untuk mengelem kembali vas bunga
itu kudapat dari took seberang rumahmu itu.” Timpalku. “Kok bisa ?” anyanya
lagi. Aku menjawab “ Karena took tersebut menjual berbagai lem. Makanya aku
dapat ide tersebut.” “oh….. terimakasih banyak.” Timpalnya. “ iya sama-sama. Jadi,
kita sahabatan seperti dulu lagi dong ?” tanyaku. Ia berkata sambil mengusap
air matanya “ ya Pasti lah !” akhirnya kami bersahabat seperti dulu lagi. Saling
bertukar cerita, bercanda, dan tak lupa belajar bersama lagi. Aku senang
sekali. Karena ini adalah pengalaman hidup yang mengesankan J.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar