Senin, 06 Mei 2013

SAHABAT SEJATI


Semuanya berawal dari ketidaksengajaanku menumpahkan makan siangnya. Waktu itu aku sedang terburu-buru untuk jajan dikantin. Karena jika terlalu lama untuk datang kekantin sekolah, nanti keburu banyak yang mengantri dan sampai tidak kebagian tempat duduk. Untung saja kelasku dekat dengan kantin, sehingga tidak terlalu jauh untuk sampai dikantin. Kantin sekolahku tepat berada dibelakang kelasku. Sehingga ada jalan yang berbelok. Aku berlari dibelokkan tersebut. Dan tahu-tahunya aku terjatuh hamper masuk ke selokan serta sudah ada nasi beserta lauk-pauknya tumpah tepat di wajahku. Aku menahan malu. Setelah kulihat siapa yang kutabrak ya ampun ! aku kaget sekali. Ternyata dia adalah teman seangkatanku akan tetapi aku tidak satu kelas dengannya. Sebut saja namanya Ita. Aku segera meminta maaf kepadanya. “ tidak Fia, aku yang salah. Seharusnya aku melihat jalan yang akan kulaui.” “ tidak Ita, aku yang salah. Karena aku tadi lari dibelokkan ini.” timpalku. Akhirnya aku dan Ita pergi kekantin untuk makan bersama. Dan diputuskan aku yang bersalah, karena aku berlari dibelokkan serta menabrak Ita sampai jatuh dan makanannya berhamburan keluar.
Sebagai gantinya aku membelikan semangkuk bakso untuk menukarkan bekal makan siangnya Ita. Disela-sela makan, kami saling berbagi cerita satu sama lain. Hingga akhirnya bel masuk berbunyi. Ternyata rasanya sangat sebentar. Padahal dari awal istirahat sampai akhir istirahat. Sebelumnya kami sudah mempunyai janji untuk bertemu kembali di suatu rumah makan pada hari esoknya. Kami pun berpisah didepan pintu kelasku.
----- 000 -----
            Singkat cerita pada jam yang telah ditentukan, kami bertemu disuatu rumah makan yang mempunyai taman sangat luas. Disana kami juga kembali bercerita tentang berbagai hal. Serta makan siang disana. Hingga muncul ide didalam pikiranku untuk belajar bersama yang tempatnya dirumah masing-masing secara bergantian. Akhirnya Ita pun menyetujuinya.
----- 000 -----
            Pulang dari rumah makan aku senang sekali karena mempunyai sahabat dekat baru. Ialah Ita. Aku juga bercerita mengenai dia kepada ibuku. “ akan tetapi Fia, kamu jangan pernah membuat kesalahan kepadanya. Karena siapa yang tahu kalau dia itu mempunyai sifat yang kalau marah itu lama. Nah, maka dari itu, kamu harus hati-hati”, nasehat dari ibuku. Aku pun hanya bisa menjawab “ Iya Bu.”.
----- 000 -----
            Setelah beberapa lama kita menjalani persahabatan, ternyata kejadian yang tidak kuinginkan terjadi juga. Setelah giliran belajar bersama dirumahnya, aku melakukan kesalahan yang tidak kusengaja. Saat aku dan Ita belajar, aku merasa kakiku pegal. Lalu kuluruskan kedua kakiku. Dan taksengaja aku mendorong meja terlalu keras. Hingga vas bunga yang ada diatas meja menggelinding dan akhirnya jatuh dan “ Prakkkk…………………” begitulah bunyinya. PECAH ! aku berulang kaki mengucapkan kata maafku untuk Ita. Lalu aku menyapu pecahan vas tersebut dan kubuang di tempat sampah depan gerbang rumahnya Ita. Sesampainya aku masuk kembali kedalam kamar Ita, Ita memasang muka cemberut. Aku kembali meminta maaf lagi. Tapi apalah arti aku meminta maaf kepadanya, ketika nasi sudah menjadi bubur ? dia semakin marah. Karena itu adalah vas bunga koleksinya sekaligus kesayangannya. Aku lalu pulang. Setelah sampai didepanan gerbang rumahnya Ita, aku mengamati pecahan vas bunga tersebut. Tiba-tiba aku mendapat ide. Lalu aku mengambil kembali pecahan vas tersebut dan membawanya pulang. Lalu aku naik sepedaku lagi sambil terus berangan-angan.
----- 000 -----
            Seminggu berlalu. Besok adalah hari dimana Ita ulangtahun. Akan tetapi ia masih marah kepadaku. Ia belum bisa memaafkanku. Aku berpikiran begitu sebab beberapa kali aku sempat melihatnya di sedang memperhatikanku dari jauh. Akan tetapi aku tersenyum kembali. “ akan kubawakan kado spesial untukmu ta.” Batinku terus berkata. Aku yakin ini pasti berhasil.
----- 000 -----
            Sejak dari rumah aku terus berdo’a, semoga saja rencanaku ini berhasil. Ketika bel pulang sekolah aku buru-buru mendatangi kelas Ita. Lalu aku ajak dia ketaman kota. Awalnya dia tidak mau. Tetapi setelah kupaksa dan dengan tampang muka cemberut dia akhirnya mau. Kamipun segera naik sepeda untuk menuju ketaman kota. Sesampainya disana, kuutarakan maksud baikku “ Ita, aku mengajakmu kesini untuk memberimu sesuatu.” Ita pun mengerutkan kening “apa itu?” tanyanya.”tunggu sebentar” jawabku sambil mengambilkan kado untuknya dari dalam tasku. Lalu kuberikan padanya “bukalah!” dia tidak mengatakan apa-apa dan menerima kado dariku. Ketika membukanya tampaknya ia sangat kaget. “selamat ulangtahun ya ta? Semoga panjang umur dan tambah yang baik-baik. Serta dapat memaafkanku dari semua kesalahanku baik itu disengaja maupun tidak disengaja.” Ucapku. “sebenarnya aku sudah memaafkanmu semenjak kamu pecahin vas bunga ini dirumahku. Lalu aku mendapat ide untuk menguji persahabatan kita. Dan akhirnya berhasil. Terimakasih Fia” tambahnya disela isak tangisnya. “Terimakasih juga Ita, kamu telah memaafkan aku. Sebenarnya ide untuk mengelem kembali vas bunga itu kudapat dari took seberang rumahmu itu.” Timpalku. “Kok bisa ?” anyanya lagi. Aku menjawab “ Karena took tersebut menjual berbagai lem. Makanya aku dapat ide tersebut.” “oh….. terimakasih banyak.” Timpalnya. “ iya sama-sama. Jadi, kita sahabatan seperti dulu lagi dong ?” tanyaku. Ia berkata sambil mengusap air matanya “ ya Pasti lah !” akhirnya kami bersahabat seperti dulu lagi. Saling bertukar cerita, bercanda, dan tak lupa belajar bersama lagi. Aku senang sekali. Karena ini adalah pengalaman hidup yang mengesankan J.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar