Minggu, 05 Mei 2013

SALAH PAHAM


Sore itu aku diajak temanku untuk belajar kelompok dirumahnya. Laras, begitulah nama panggilannya. Awalnya aku tidak mau, karena sebelumnya aku sudah merencanakan sore itu untuk lari sore bersama kakakku. Tetapi setelah dipikir-pikir, lebih bermanfaat belajar kelompok daripada lari sore. Akhirnya kuputuskan untuk belajar kelompok bersama Laras.
Setelah waktu yang ditentukan telah tiba, kami semua berkumpul bersama dirumah laras. Kami beranggotakan aku, Laras, Risa, Ika, dan Nisa. Ditengah-tengah belajar, ada suara perut berbunyi. Ternyata itu suara perut yang berasal dari perutnya Ika. Ika pun meringis sambil memegang perut. Setelah ditanya, ternyata dia belum sempat makan siang. Sebab ibunya belum pulang dari kantor.
            Laras pun mengajak Ika pergi ke dapur untuk makan. Setelah sesampainya didapur, ternyata sisa makan tadi siang sudah habis. Dan Ibunya Laras kebetulan juga belum pulang dari arisan. Laras pun kecewa sambil menahan malu. Nisa dapat menangkap gelagat kedua temannya tersebut. Lalu, Nisa pun mengusulkan untuk masak. Karena sekilas ia melihat cangkang telur yang ada di tempat sampah. Laras, aku dan Risa pun langsung menyetujuinya.
            Tak disangka, ternyata Risa itu pandai sekali memasak. Ia pun mempunyai ide juga untuk memasak Nasi goreng. Karena mesakan tersebut tergolong praktis. Setelah semuanya siap membantu untuk memasak, Nasi Goreng pun segera dibuat. Setelah nasi goring tersebut matang, Risa pergi kekamar mandi untuk cuci tangan. Ika dan Laras pergi kekamar Laras untuk mengolesi perut Ika menggunakan minyak kayu putih. Sedangkan Nisa kembali ke teras untuk membereskan buku-buku yang masih berserakan.
            Aku pun membuatkan minum teh manis untuk Ika agar perutnya lebih baik sementara. Tiba-tiba ibunya Laras datang. Beliau langsung pergi kedapur. Mungkin karena lapar dan ingin segera makan. “eh, Lita…. Sedang apa ? oh itu the buat saya ya ? Lita tahu banget kalau saya lagi haus banget” tanya ibunya Laras sambil mendekatiku. Ditanya begitu aku sedikit gelagapan. Kalau mau jujur kasihan ibunya Laras yang sudah lelah. Kalau bohong takut berdosa. Akhirnya kuserahkan teh itu kepada ibunya Laras. Setelah beberapa teguk meminum teh tersebut, ibunya Laras tahu bahwa diatas kompornya ada wajan. Ditengoknya wajan tersebut. Beliau pun tersenyum. “Lita pandai masak ya ? tante makan ya nasi gorengnya ?” tambahnya. “eh……..ehm….. iya tante.” jawabku. Aku menarik napas kecewa. Setelah ibunya Laras mekan beberapa sendok nasi goring tersebut muncullah laras dari ambang pintu. “ mana makan dan mi……………” belum selesai ngomong Laras menghampiri ibunya. “ he?…… ini kenapa dimakan dan diminum ibu ?” ibunya Laras cuma bisa diam. “ini memang  buat ibu kan Lita ?” tanya ibunya Laras. Aku hanya bisa menjawab “sebenarnya itu semua buat Ika bu…. L “. “yasudah, kita buat saja lagi “ Risa menimpali. “setuju!” jawabku, Ibunya Laras, dan Laras. Akhirnya kita membuat nasi goring dan the manis lagi. Setelah matang kami semua makan bersama-sama. Setelah semuanya kenyang, kami melanjutkan untuk belajar kelompok. Sedangkan Ibunya laras beristirahat J.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar